Hari ini hari pertama ngajar di sekolah bagi anak-anak dengan special needs atau berkebutuhan khusus. Wiiih betul-betul kayak mimpi deh rasanya. Beberapa tahun lalu saya selalu bermimpi ingin punya pekerjaan seperti si Torey Hayden. Kayaknya kok seru banget ngajar anak-anak istimewa yang mempunya kebutuhan berbeda dibanding anak-anak kebanyakan. Dan akhirnya..tadaaaa! Tuhan mengabulkan keinginan saya.

Hari ini pertama kalinya saya dilibatkan dalam terapi kelompok. Secara mental dan emosional, anak-anak yang tergabung dalam terapi kelompok ini sudah lumayan stabil. Jarang tantrum dan bisa diajak berkomunikasi lebih baik. Sebelumnya mereka harus melalui terapi individu dulu. Saya menjadi bagian terapi kelompok bersama dua anak laki-laki berusia kisaran 8 tahun. Keduanya autis namun dengan karakter yang berbeda. Anak pertama mengalami autis namun tingkat intelegensianya tinggi. Pintar berhitung, daya imajinasinya seringkali diwujudkannya dalam gambar, permainan balok, dan menulis bebas.

Anak-anak autis tampaknya gagal untuk mengembangkan konsep diri yang terdiferensiasi, perasaan bahwa mereka merupakan individu yang terpisah. Walaupun menunjukkan perilaku yang tidak biasa, sering kali mereka tampak cukup menarik dan pandai seperti yang diceritakan pada kasus diatas.

sumber : nunubawel.multiply.com